NO | KOMPONEN | URAIAN |
1. | D E FI N I SI | Meningitis virus adalah suatu sindrom infeksi virus susunan saraf pusat yang akut dengan gejala rangsang meningeal, leukositosis dalam likuor serebrospinal dengan difrensiasi terutama limfosis, perjalanan penyakit tidak lama dan self limited tanpa komplikasi. |
2. | ANATOMI DAN FISIOLOGI PARU – PARU. | Meningen ( Selaput Otak ) Selaput otak membungkus otak dan sumsum tulang belakang. Melindungi struktur saraf halus yang membawa pembuluh darah dan cairan sekresi ( cairan serebrospinal ), memperkecil benturan atau getaran, terdiri lapisan : 1. Duramater ( Lapisan Luar ) Selaput keras pembungkus otak merupakan jaringan ikat tebal dan kuat, dibagian tengkorak dan duramater propia di bagian dalam. Dalam kanalis vertebralis kedua lapisan ini terpisah. Duramater terdapat rongga yang mengalirkan darah vena dari otak, dinamakan sinus longitudinalis superior terletak diantara kedua hemisfer otak. 2. Arakhnoid ( Lapisan Tengah ) Selaput halus yang memisahkan duramater dengan piamater yang membentuk sebuah kantung atau balon berisi cairan otak meliputi seluruh sumsum saraf sentral. Meedula spinalis terhenti di bawah lumbal I – II terdapat kantung berisi cairan, berisi saraf perifer yang keluar dari medula spimalis dapat dimanfaatkan untuk mengambil cairan otak yang disebut fungsi lumbal. 3. Piamater I Lapisan Dalam ) Selaput tipis pada permukaan jaringan otak yang berhubungan dengan arakhnoid melalui struktur jaringan ikat yang disebut turbekel, Tepi Falks serebri membentuk sinus longitudinalis inferior yang mengeluarkan darah dari falks serebri . Tentorium memisahkan serebri dengan serebelum. a. Diafragma Sellae, Lipatan seperti cicin dalam duramater dan menutupi sela turisika sebuah lekukan pada tulang stenoid yang hipofiser. b. Sistem Ventrikel, Beberapa rongga yang saling berhubungan, fleksus koroid yang mengeluarkan cairan ( Lequor serebrospinal ) dibentuk oleh jaringan pembuluh darah kapiler otak tepi piamater memblok ke ventrikel dan menyalurkan serebro spinal. Cairan ini hasil sekresi fleksus koroid yang bersifat alkali bening mirip plasma. c. Sirkulasi cairan serebro spinal, cairan ini oleh fleksus koroid ke ventrikel otak kemudian cairan masuk kedalam kanalais sumsung tulang belakang dan kedalam ruang ruang subarakhnoid melalui ventrikularis. Setelah mengalir keseluruh otak dan sumsum tulang belakang kembali ke sirkulasi melalui granulasi arakhnoid pada sinus ( sagitalis Superior Cairan sebro spinal diabsorpsi olen vili pada arakhnoid, jumlahnya + 80 – 200 cc mempunyai reaksi alkalis Komposisi cairan serebro spinal antara lain air, protein glukosa, garam dan limosit dan CO2 Fungsi cairan serebro spinalis : 1. Melembabkan otak dan medula spinalis 2. Melindungi alat dalam medula spinalis dan otak dari tekanan. 3. Melicinkan alat dalam medula spinalis dan otak. |
3. | PATOGENESIS | Umumnya virus secara hematogen ( verimia ) sampai ke selaput otak. Enterovirus berkembang biak dalam trkatus degestivus menjalar ke kelenjar getah bening regional dan kemudian menimbulkan verimia. Pada percobaan ditemukan bahwa virus herpes menjalar melalui serabut saraf. Kelainan serebro spinal dan perjalanan penyakit yang “ Self Lemited “Biakan liquor terhadap kemungkinan penyebab mikroorganisme lain harus dikerjakan ( fungus, Liptospira, mikrobakteria ) kemungkinan mikroorganisme penyebabnya dapat disingkirkan . |
4. | ETIOLOGI | Sindrome ini sebagian besar oleh virus seperti enterovirus ( poliomilitis, Coxacie A dan B ), Echovirus, “ Mump”, virus limfositik koriomeningitis, virus hepatitis dan adenovirus. |
5. | PENATALAKSANAAN | 1. Pemberian antibiotik seperti Ampicillin. Gentamicin, Kanamisin secara intravena dan intramuskuler 2. Pemberian cairan dan elektrolit. 3. Berikan bantuan pernafaassan 4. Tranpusi darah lengkap, leukosit. 5. Pemberian dopamin, dobutamin atau steroid. 6. Pemberian antikonvulsan 7. Tiarh baring. |
6. | ASUHAN KEPERAWATAN | 1. Tujuan 1) Perawat mampu mewmberikan asuhan keperawatan pada anak dengan meningitis 2) Perawat mampu mengatasi serangan kejang tiba-tiba dan pelaksanaan pasca serangan. 3) Kelurga atau orang tua mengerti tentang penyakit, penyebab dan pengobatan anak 2. Pengkajian 1) Data subyektif : Riwayat kelahiran dan riwayat kesehatan anak - Penyakit dahulu seperti mastoiditis, sinusitis, trauma kepala atau craniotomi. - Perubahan tingkah laku, demam, mual, sakit, kepala, kaku leher, penglihatan ganda, gerakan mata yang terkontrol, sakit punggung, photophobia ( silau ), sakit tenggorokan. 2) Data Obyektif Menurunnya tingkat kesadaran, iritabilitas ( anak cengeng ), lemah, bingung, kejang ( vokal dan umum ), tanda kernig dan bruzuinski positif, opistotonus ( mulut mencucu ), fontanel menonjol, nistagmus, ptosis, pendengaran berkurang, takikardi, kaku kuduk, perubahan pola nafas, tekanan darah meningkat, muntah. 3) Data penunjang: - Lumbal pungsi - Periksa darah , eletrolit, HB, leukosit, astrup. - Elektroencephalografi ( EEG ) DOWNLOAD FILE VERSI DOC / MS-WORD KLIK DISINI |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar